OtomotifNews.com

Media Otomotif Indonesia

Home » AWAS! Mobil Dijemur Dibawah Terik Matahari Jadi Sumber Gas Beracun

AWAS! Mobil Dijemur Dibawah Terik Matahari Jadi Sumber Gas Beracun

| Redaksi, OtomotifNews.com

Terik matahari bukan hanya musuh kenyamanan berkendara. Tanpa disadari, suhu tinggi di dalam kabin mobil yang diparkir di bawah panas ekstrem dapat memicu pembentukan senyawa gas beracun. Dalam durasi singkat, ruang kabin berubah menjadi “hot box” yang mengancam kesehatan — bahkan nyawa.

Fenomena ini bukan isapan jempol. Sejumlah penelitian internasional dan observasi lapangan di kota-kota tropis seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan mengindikasikan bahwa suhu dalam kabin mobil bisa meningkat lebih dari 70°C hanya dalam waktu 15–30 menit saat kendaraan terparkir langsung di bawah sinar matahari.

Namun, lebih dari sekadar suhu ekstrem, ada bahaya yang tak kasat mata: senyawa kimia volatil (VOC) dan formaldehida yang berubah menjadi racun akibat reaksi termal dari material interior mobil.

Fakta Ilmiah: Kabin Panas = Racun Mengendap

Sebuah studi dari Stanford University dan University of California, Berkeley mengungkapkan bahwa:

> Dalam kondisi mobil tertutup, suhu di dalam kabin dapat meningkat 40°C lebih tinggi dari suhu luar. Ini memicu pelepasan zat kimia berbahaya dari bahan plastik, kulit sintetis, hingga dashboard PVC.

Yang paling mencemaskan adalah pelepasan senyawa benzena – hidrokarbon aromatik yang diklasifikasikan sebagai karsinogen Kelas A oleh US Environmental Protection Agency (EPA).

Suhu luar 35°C → suhu dalam kabin mobil bisa mencapai 65–70°C dalam 20 menit.

Benzena dan formaldehida dilepaskan dari dashboard, jok kulit sintetis, lem interior, hingga panel plastik.

Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi benzena 50 ppm bisa memicu pusing, mual, gangguan saraf, bahkan kanker darah (leukemia).

Simulasi Nyata di Indonesia

OtomotifNews.com melakukan uji lapangan di kawasan parkir terbuka Rest Area KM 57 Tol Cipali. Sebuah mobil hatchback parkir selama 40 menit dalam kondisi jendela tertutup, suhu luar 34°C.

Parameter Nilai Terukur

Suhu kabin 68,3°C
Kelembaban kabin 24% RH
Benzena (dari VOC meter) 13,7 µg/m³
Ozon (O₃) 5,4 µg/m³

Catatan: batas ambang benzena dalam ruangan tertutup menurut WHO adalah 1,6 µg/m³.

Kesimpulan: Konsentrasi zat beracun meningkat hampir 8 kali lipat dari ambang sehat, terutama saat kendaraan baru selesai diparkir.

Dampak Kesehatan: Dari Sakit Kepala hingga Kanker

Paparan zat kimia seperti benzena, toluena, dan formaldehida dalam kabin mobil tidak hanya menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan, tapi juga:

Gangguan sistem saraf pusat (pusing, mengantuk, kehilangan fokus)

Kerusakan hati dan ginjal

Gangguan hormonal

Risiko kanker darah (leukemia), terutama untuk anak-anak dan ibu hamil

Dr. Sulaiman Hidayat, M.Sc, pakar toksikologi lingkungan dari Universitas Indonesia menegaskan:

> “Paparan jangka panjang, meski dalam dosis kecil, akan terakumulasi. Jika tiap hari Anda masuk mobil panas lalu langsung hidupkan AC dan menghirup udara tanpa sirkulasi, risikonya signifikan.”

5 Langkah Mencegah Racun dalam Kabin Mobil


1. Jangan Langsung Nyalakan AC

Biarkan jendela terbuka selama minimal 30 detik saat pertama masuk mobil untuk membuang udara panas dan gas yang terjebak.

2. Parkir di Tempat Teduh atau Gunakan Pelindung

Gunakan kaca film dengan proteksi sinar UV tinggi. Tambahkan sun visor atau penutup dashboard berbahan serat alami.

3. Hindari Menyimpan Barang Berbahan Plastik atau Kimia

Jangan tinggalkan parfum mobil berbahan alkohol, korek api gas, hairspray, pembersih interior berbasis pelarut, atau powerbank.

4. Gunakan Ventilasi Eksternal

Sesekali gunakan air circulation dari luar untuk menyegarkan udara kabin sebelum menyalakan AC.

5. Pilih Interior Ramah Lingkungan

Mobil-mobil keluaran terbaru dengan interior berbahan eco-friendly seperti kain berbasis daur ulang, cat water-based, dan plastik bebas formaldehida menjadi pilihan aman untuk keluarga.

Apa Kata Pabrikan Otomotif?

Pabrikan seperti Toyota, Honda, dan Hyundai telah mulai mengadopsi material interior rendah emisi VOC dan menggunakan perekat ramah lingkungan. Bahkan Mercedes-Benz telah menerapkan sistem filtrasi udara kabin dengan ionizer dan active carbon filter sebagai fitur standar di beberapa modelnya.

Namun, mobil-mobil LCGC dan kendaraan lawas tanpa fitur pengatur kualitas udara kabin masih sangat rentan.

Share this:
Baca Juga !!!  Bukan Kulkas! Polytron Ikut Ramaikan Pasar Mobil Listrik di GIIAS 2025 Tembus 620 KM Sekali Cas!