Otomotif News

Media Otomotif Indonesia

Empat Kali Ganti Wajah, WARJA Jalan Baru Kuningan Tetap Digandrungi Pelalu Lintas: Sentuhan Scooterist yang Menyatu dengan Jalanan

| Redaksi – OtomotifNews.com (Foto: One Pride Shoot)

Di jalur hijau nan sejuk Jalan Baru Kuningan, berdiri sebuah lapak sederhana namun ikonik: Warja, singkatan dari Warung Jalan.

Bukan sekadar tempat rehat bagi pengendara, Warja telah menjelma menjadi titik temu budaya otomotif, kopi jalanan, dan semangat kebebasan yang dibawa oleh satu sosok—Kang Syarifudin, atau akrab disapa Kang Udin.

Warga asli Kuningan ini, bukan pedagang biasa. Ia adalah bagian dari pengguna roda dua klasik (vespa), terutama anak-anak scooter.

Dengan jiwa bebasnya, Kang Udin tak hanya dikenal sebagai penjual jajanan yang ramah, tetapi juga sebagai single fighter scooterist, yang telah menempuh ribuan kilometer dari barat hingga timur Indonesia, tanpa banyak pengikut, tanpa keramaian, hanya dirinya dan vespa.


Warja: Lebih dari Sekadar Lapak Pinggir Jalan

Didirikan sejak tahun 2016, Warja bukan tempat yang megah atau penuh ornamen. Namun, kesederhanaan justru menjadi daya tarik utama.

Lokasinya berada di jalur strategis Jalan Baru Kuningan—jalur favorit para pelintas dari luar kota, para bikers, dan komunitas sunmori (Sunday Morning Ride).

Teduh, rindang, dan menyuguhkan sambutan hangat dari pemiliknya, Warja jadi oase kecil bagi siapa saja yang sedang menempuh perjalanan.

Uniknya, sejak berdiri, Warja sudah empat kali berganti wajah vespa yang menjadi lapaknya berdagang.

Mulai dari konsep Vespa klasik, kemudian bergeser ke bajaj sebagai ikon baru, hingga tetap mempertahankan unsur scooter sebagai identitas yang kuat.

Kang Udin selalu menyesuaikan tampilannya dengan dinamika tren, tanpa kehilangan jati diri sebagai tempat rehat favorit pengendara roda dua dan roda empat.

Yang dijajakan di Warja bukanlah makanan berat. Hanya kopi-kopi, minuman sachet, gorengan, keripik, dan aneka cemilan sederhana. Tapi justru itu yang membuat pengunjung merasa nyaman.

Baca Juga !!!  CALSIC Kembali Raih Gelar Best Community untuk Ketiga Kalinya di IMX 2024

Para pengendara tak perlu turun banyak uang, hanya cukup untuk sekadar mengisi perut sambil menikmati udara pegunungan yang segar.

“Saya ingin tempat ini jadi tempat mampir yang sederhana, murah, tapi ninggalin kesan,” tutur Kang Udin. Dan itu terbukti. Banyak pelancong dari luar kota, bahkan luar provinsi, yang memilih berhenti di Warja sebelum melanjutkan perjalanan.

Bukan karena fasilitas, tapi karena keramahan Kang Udin, serta suasana yang khas: santai, akrab, dan penuh cerita.

Scooterist Totalitas, Bukan Musiman

Jauh sebelum dikenal sebagai penjual kopi, Kang Udin sudah lama berkecimpung di dunia Vespa. Ia mulai bergabung komunitas pada tahun 2010, dan mulai berjualan pada tahun 2016.

Namun alih-alih terus mengikuti ritme komunitas, Kang Udin memilih jalur sendiri. Ia ingin jadi single fighter. Seorang pengendara tunggal yang melintasi negeri dengan kebebasannya sendiri.

“Saya pengen bebas, saya orangnya ngga suka diatur-atur. Tapi tetep ke arah positif,” katanya. Filosofi ini tercermin jelas dalam gaya hidupnya.

Tidak terlalu suka ramai, tidak ingin terikat komunitas secara kaku, tapi tetap menghargai semua sesama scooterist dan bikers.

Dalam berbagai kesempatan, ia sering terlihat riding sendirian, tapi selalu disambut akrab di mana pun berhenti. Sebuah pengakuan atas dedikasi dan konsistensi dalam dunia Vespa.

Touring Lintas Pulau Pernah Dilaluinya

Apa yang membuat Kang Udin dihormati oleh sesama pengguna Vespa bukan cuma karena usia atau lamanya dia aktif. Tapi karena totalitasnya di jalan.

Ia pernah touring sendirian sejauh Kuningan–Lombok. Bahkan ke arah barat pun ia tempuh: hingga Aceh. Bukan pencitraan, bukan demi konten, tapi murni untuk menikmati hidup dan jalanan.

Dengan tiga unit Vespa yang dimilikinya, dipertahankan original demi menjaga kesan klasik. Bagi Kang Udin, Vespa bukan sekadar kendaraan, tapi teman hidup.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kang Udin memperbarui konsep Warja dengan menggunakan bajaj roda tiga, sebagai media berdagang.

Baca Juga !!!  Meledak!!! FOREVER AND EVER Anniversary Kijang Retro Indonesia Sukses Guncang QSquare Lifestyle Park

Bajaj ini bukan kendaraan aktif, tapi telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk dijadikan tempat display barang dagangan dan menambah sentuhan vintage yang kuat.

Tidak sedikit pengunjung yang menyempatkan diri berfoto dengan bajaj ini, menjadikan Warja sebagai spot Instagramable yang ikonik di Kuningan yang bisa jalan.

Komunitas Sunmori dan Pelintas Lintas Daerah

Selain scooterist, pengunjung Warja juga didominasi oleh anak-anak Sunmori, para pengendara motor yang rutin melakukan touring singkat setiap Minggu pagi.

Warja menjadi tempat rehat dan titik kumpul mereka. Tak jarang, rombongan mobil dari luar kota pun ikut berhenti untuk ngopi dan menikmati suasana.

“Kadang ada dari Cirebon, kadang dari Bandung. Bahkan dari Jakarta juga pernah mampir karena sudah tahu tempat ini dari cerita teman,” ujar Kang Udin.

Popularitas Warja memang dibangun dari dari mulut ke mulut, didukung dengan tampilan unik dan kepribadian sang pemilik yang ramah.

Warja: Simbol Kebebasan, Dedikasi, dan Jiwa yang Damai

Warja bukan sekadar tempat jualan. Lebih dari itu, Warja adalah cerminan gaya hidup Kang Udin: bebas, konsisten, rendah hati, namun berani melaju sejauh mungkin untuk mengejar pengalaman dan kebebasan.

Sosoknya menjadi inspirasi bagi banyak anak muda Kuningan dan sekitarnya yang ingin hidup dengan cara mereka sendiri, tanpa harus mengikuti arus besar.

Dalam dunia otomotif klasik, ketulusan dan konsistensi lebih dihargai ketimbang popularitas sesaat.

Dan Kang Udin adalah bukti nyata. Ia tidak mengandalkan media sosial, tidak memasang iklan besar-besaran, tapi kehadirannya di tengah komunitas begitu kuat karena ia hadir dengan jiwa yang penuh.

Warja di Jalan Baru Kuningan bukan hanya sekadar warung. Ia adalah tempat istirahat yang penuh cerita, penuh inspirasi, dan menjadi saksi hidup perjuangan seorang scooterist sejati asal Kuningan.

Share this: