Otomotif News

Media Otomotif Indonesia

FP2 E-Prix Jakarta 2025 Dikasih Paham Sirkuit Berlumpur Setelah Hujan, Usai Pernyataan FIA: Pilih Jakarta Lagi

| Oleh, Dendi Rustandi – OtomotifNews.com

Jakarta, Keputusan berani FIA dan Formula E Operations (FEO) untuk kembali menggelar Jakarta E-Prix 2025 langsung diuji oleh alam Jakarta. Hujan deras yang mengguyur Ancol dini hari membuat sesi Free Practice 2 (FP2) pada Jumat pagi berubah jadi arena lumpur.

Alih-alih jadi ajang adu kecepatan dan efisiensi, FP2 Jakarta E-Prix seolah-olah digeser menjadi cabang balap “off-road” versi urban. Gen3 Evo, yang biasanya tenang dan anggun di atas aspal steril, kini harus berjibaku dengan tanah lepas, percikan lumpur, pandangan pembalap yang sangat terbatas dan cengkeraman ban yang hilang.

Jakarta Dipilih Lagi — Tapi Sirkuit “Kasih Paham”

Jakarta kembali dipercaya menggelar balapan Formula E untuk musim 2025, mengalahkan pesaing-pesaing seperti Hyderabad, Marrakesh, dan Santiago. Bukan tanpa alasan: pasar Indonesia menjanjikan, fans fanatik, dan citra Asia Tenggara sebagai poros baru motorsport dunia terus naik daun.

Namun, satu hal yang luput: kondisi geografis sirkuit Ancol. Dibangun di atas lahan reklamasi dengan kontur bekas rawa dan kadar kelembaban tinggi — satu hujan deras bisa mengacaukan semuanya. Dan benar saja, itu yang terjadi pagi ini.

FP2 Jadi Kacau: Lumpur Masuk Racing Line, Traksi Anjlok

Sesi dimulai pukul 08.00 WIB. Langit cerah, tapi permukaan trek masih basah. Bukannya mengering, justru lapisan tanah dari sisi lintasan terseret masuk ke racing line. Traksi menghilang. Mobil-mobil tergelincir.

> “This isn’t Formula E… this is Dakar!” — sindiran sarkastik António Félix da Costa yang langsung viral di platform X.

Baca Juga !!!  Casytha Manahadap Road Race Championship 2022 Seri 1 Siap Guncang Pati

Pascal Wehrlein (Porsche) nyaris spin di sektor 2. Kamera onboard dari mobil DS Penske bahkan merekam bagaimana diffuser belakang dan visor pengemudi terciprat lumpur, membuat visibilitas jeblok.

Drainase Ancol Kembali Dipertanyakan

Drainase adalah isu klasik di Sirkuit Ancol. Sejak debutnya di kalender Formula E, trek ini telah dirombak berkali-kali — tapi tetap saja belum mampu mengatasi tantangan iklim tropis.

> “Aspal licin, lumpur nyasar ke racing line, dan tak ada peringatan sebelumnya. Bahaya banget.” — komentar engineer DS Penske kepada media Eropa.

FIA Bungkam, Tapi Tim-Tim Mulai Bersuara

Hingga berita ini diturunkan, FIA belum merilis pernyataan resmi terkait insiden lintasan berlumpur. Namun, sumber internal menyebut sejumlah tim telah mengajukan permintaan pembersihan lintasan total sebelum sesi kualifikasi dimulai.

Akun resmi Formula E hanya menulis singkat:

“FP2 menghadirkan tantangan unik untuk para pembalap. Welcome to Jakarta!”

Kalimat singkat, tapi menyulut nyinyiran netizen.

Netizen Menggila: “Baru Juga Dipilih, Langsung Dikasih Paham!”

Platform X, Reddit, dan Instagram langsung dibanjiri komentar pedas netizen. Berikut beberapa sindiran yang viral:

“Gen3 Evo sih canggih, tapi jangan suruh berenang dong…”

“Jakarta E-Prix 2025: balapan atau survival mode?”

“Baru kemarin diumumkan, sekarang sudah dikasih tamparan realita.”

Ancol: Layout Oke, Tapi Tak Siap Cuaca Tropis

Secara teknis, sirkuit Ancol punya potensi luar biasa. Panjang 2,37 km, 18 tikungan, dan satu straight 600 meter untuk regenerasi energi. Tapi semua keunggulan itu jadi sia-sia kalau lumpur masih bisa masuk lintasan.

Baca Juga !!!  Silih Berganti Anak Didik Valentino Rossi Warnai Puncak Klasemen Awal Tahun MotoGP Musim 2023

Cuaca ekstrem tropis bukan hal baru di Indonesia, tapi tetap saja — hal-hal mendasar seperti sistem drainase dan dinding penahan lumpur belum benar-benar siap.

Pro Kontra: Eksotisme Tropis atau Bahaya?

Ada dua kubu yang kini muncul:

1. Pro: Balapan jadi lebih menantang. Lingkungan tropis memperlihatkan siapa pembalap sejati. “Jakarta membawa warna baru ke Formula E,” kata komentator Spanyol di Eurosport.

2. Kontra: Trek berlumpur tak hanya berbahaya, tapi merusak identitas Formula E sebagai ajang balap teknologi futuristik.

“Kalau mau off-road, mending bawa Gen3 Evo ke Gunung Bromo sekalian.” — komentar netizen yang mendapat 17.000 like di X.

Share this: