Otomotif News

Media Otomotif Indonesia

Hati-Hati Ini Kelemahan Mobil Cina

Otomotifnews.com – Pabrikan mobil China seperti Wuling dan DFSK menghadirkan fitur berlimpah dengan harga terjangkau. Tetapi, mobil–mobil tersebut memiliki beberapa kelemahan.

Kehadiran mobil asal China membawa alternatif yang segar bagi para konsumen di Indonesia. Dengan harga yang lebih menarik ketimbang rival asal Jepang, mobil-mobil ini membawa value for money yang tinggi.

Apalagi, mereka juga tak pelit untuk menyematkan fitur-fitur canggih yang membuat berkendara semakin aman dan menyenangkan yang tak bisa ditawarkan oleh pabrikan Jepang dengan harga serupa.

Tetapi, bukan berarti mobil China tak punya kekurangan. Berikut 10 kelemahan mobil China menurut Cintamobil.com:

1. Jaringan Dealer
Jaringan dealer dan service center merek China masih terbatas

Jika dibanding merek-merek asal Jepang, baik Wuling dan DFSK masih belum memiliki jaringan dealer yang luas. Mereka masih terpusat di kota besar yang membuat calon konsumen di kota lebih kecil berpikir dua kali untuk meminang mobil China.

2. Aftersales Terbatas

Begitu juga dengan layanan aftersales atau bengkel resmi. Bukan berarti tidak ada, tetapi jumlah dan lokasinya masih terbatas. Sehingga para pemilik mobil di kota kecil harus rela meluangkan waktu ke kota besar untuk melakukan perawatan rutin.

3. Build Quality Masih Dipertanyakan

Meski mobil China sudah banyak berbenah dalam hal build quality, kami merasa beberapa produk mereka masih belum setara dengan mobil Jepang. Memang kualitas interior sudah jauh lebih baik, tetapi kami merasa kualitas komponen seperti girboks masih belum cukup baik.

4. Lebih Banyak Fitur Gimmick

Baca Juga !!!  Si Cantik Claudia Berikan Pesona Pameran Mobil Jakarta AutoWeek

Strategi pabrikan seperti Wuling dan DFSK cukup jelas, yaitu memberikan value for money tinggi dengan harga rendah dan fiur melimpah. Namun, beberapa fitur tersebut cenderung terlihat seperti gimmick ketimbang fungsi.
Sebut saja DFSK Glory 560 yang dibekali dengan sunroof justru belum memiliki pengaturan setir teleskopik. Padahal, posisi mengemudi yang optimal jauh lebih penting ketimbang membuka jendela di atas atap. Tetapi, harus diakui bahwa adanya sunroof memang jauh lebih menarik bagi konsumen.

5. Keandalan Masih Belum Terbukti

Pabrikan Jepang memiliki sejarah yang panjang di Tanah Air, sehingga konsumen bisa mengetahui keandalan mobil tersebut melalui mobil mereka yang sudah berusia lebih dari 10 tahun.

Sementara mobil China baru mulai merebak dalam 4 tahun terakhir, sehingga kami belum tahu seberapa andal mobil tersebut dalam jangka waktu yang lama.

6. Performa Belum Sebaik Mobil Jepang

Secara performa, mobil-mobil rakitan China juga masih tak sebaik mobil Jepang. Meski memiliki kapasitas mesin yang sama, mayoritas mobil Jepang masih lebih bertenaga dan efisien.

7. Tampilan Kurang Menarik

Harus diakui, secara desain mobil asal Tiongkok saat ini sudah lebih menarik ketimbang generasi pertama mereka. Namun, mobil-mobil Jepang secara umum masih lebih bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Mereka memang memproduksi mobil-mobil tersebut berdasarkan riset ke masyarakat yang dilakukan bertahun-tahun lamanya.

Terkadang mobil merek China ini juga masih mengambil inspirasi dari berbagai mobil Jepang dan Eropa yang membuat tampilan mobil justru terlihat ganjil.

8. Harga Jual Kembali Masih Rendah

Baca Juga !!!  Calsic Bogor Raya Sukses Rayakan Muschap dan Anniv Perang Modifikasi Terjadi Disini

Jika dibanding mobil Jepang, harga Wuling atau DFSK turun cukup jauh di pasar mobil bekas. Ini membuat calon konsumen yang sering untuk berganti mobil enggan meminang mereka.

9. Masih Dihantui Stigma Negatif

Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, kami merasa bahwa kedua merek China tersebut melakukan tugas yang baik untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan merek China lain yang pernah masuk ke Tanah Air.

Tetapi, akan butuh waktu yang lama untuk menghilangkan stigma negatif seperti build quality yang rendah dan mesin yang kerap bermasalah dari para pendahulu mereka.

10. Bengkel Spesialis Sangat Terbatas

Dengan terbatasnya bengkel spesialis, konsumen tidak memiliki alternatif untuk menghemat biaya dalam melakukan perawatan rutin setelah garansi mereka berakhir.

Editor : Dendi Rustandi