OtomotifNews.com – Reli Portugal 2025 bikin heboh dunia reli. Gimana nggak, jadwalnya yang super padat bikin banyak pereli dan kru geleng-geleng kepala.
Bukan cuma karena tantangannya yang makin ekstrim, tapi juga karena waktu istirahat yang nyaris nggak ada!
Akhir pekan kemarin, jadwal yang sudah direvisi dan disetujui FIA ternyata malah jadi bumerang. Bayangin aja, hari Jumat aja langsung dihajar 10 etape!
Dimulai jam 07.35 pagi dan baru balik ke area servis di Porto jam 9 malam. Total, para pembalap dan co-driver ngendon di mobil 14 jam, nempuh 683 kilometer, dengan 146 km di antaranya masuk kategori kompetitif.
Yang bikin makin berat, waktu servis cuma dua kali dan itu pun cuma 20 menit. Sisanya? Ya mereka cuma sempat duduk bentar buat makan dan ngobrol, abis itu tancap gas lagi!
Sabtunya nggak kalah brutal. Mobil pertama keluar jam 6 pagi dan baru kelar semua sekitar 13 jam kemudian. Minggu juga nggak dikasih napas—langsung dihajar enam etape, padahal tahun lalu cuma empat.
Para Pembalap Bilang, “Ini Keterlaluan!”Kalle Rovanpera sampai bilang kalau jadwal yang sekarang ini udah masuk kategori bahaya buat keselamatan kru. Sebastien Ogier pun sepakat, bahkan menyebut ini sebagai salah satu reli paling berat secara fisik selama kariernya.
“Jumat malam itu kami nggak punya cukup waktu buat analisis video, buat siapin hari Sabtu. Ini bukan cuma soal stamina, tapi juga soal strategi dan keselamatan,” kata Ogier dengan nada serius.
WRC Promotor: “Oke, Kita Evaluasi…”
Meski reli ini tetap berjalan lancar tanpa insiden besar, Promotor WRC ngaku kalau batas ketahanan sudah nyaris disentuh. Mereka sekarang bareng FIA lagi ngerjain pedoman baru buat atur jam kerja semua kru, termasuk pembalap, mekanik, marshal, dan bahkan tim TV.
“Rencana Vodafone Rally Portugal 2025 memang dirancang buat kasih tantangan yang unik. Tapi kayaknya kita udah sampai titik maksimal,” kata perwakilan dari Promotor WRC.
FIA pun ikut angkat suara. Lewat delegasi olahraga mereka, Timo Rautiainen, mereka mengakui bahwa jadwal hari Jumat yang super panjang itu jadi syarat buat ngedapetin dana tambahan. Dan… ya, nggak semua reli bakal punya hari Jumat segila itu kok.“Kami pengen tiap rute reli diperbarui minimal 20 persen tiap tahunnya. Tapi nggak berarti semua hari Jumat harus jadi neraka. Yang penting, semua pihak dilibatkan dan tetap aman,” ujar Timo.
Evans: “Udah Lama Dibahas, Tapi Baru Sekarang Didengerin”
Elfyn Evans juga ikut nyindir. Katanya, isu ini udah dibahas bertahun-tahun tapi selalu nggak ditindak. Baru sekarang, setelah situasi ekstrem kayak gini, orang-orang mulai sadar kalau ini masalah serius.
“Bukan cuma pembalap, tapi semua orang juga kena imbasnya. Kru, mekanik, tim TV… semuanya kerja dari subuh sampai tengah malam. Ini udah keterlaluan,” tegas Evans.
Nah, sekarang tinggal nunggu langkah nyata dari FIA dan WRC. Semoga aja ke depan, reli tetap seru tanpa harus ngorbanin kesehatan dan keselamatan para pejuangnya di lintasan!
Penulis, Dendi Rustandi
More Stories
Hati-hati Ini Tips Memilih Mobil Bekas Jangan Sampai ‘Kecolongan’
George Russell Raih Pole Position Sensasional di F1 GP Canada: “Salah Satu Putaran Terbaik Sepanjang Karier Saya”
Musuh Bebuyutan Duo Jerman Mercedes-Benz vs BMW, Mana yang Terbaik?