OtomotifNews.com

Media Otomotif Indonesia

Home » Jaguar Land Rover Shutdown Sistem Data dan Terapkan Pemulihan Global, Ada Apa?

Jaguar Land Rover Shutdown Sistem Data dan Terapkan Pemulihan Global, Ada Apa?

| Redaksi OtomotifNews.com , Foto Reuters

Jaguar Land Rover tengah diguncang insiden siber besar yang terjadi pada 2 September 2025 dan menyebabkan gangguan serius pada produksi serta penjualan di berbagai negara.

Produsen mobil mewah asal Inggris ini mengonfirmasi bahwa sistem IT mereka harus ditutup sementara untuk mencegah dampak yang lebih luas.

Proses pemulihan kini dilakukan secara bertahap dengan upaya menghidupkan kembali operasi bisnis secara terkendali. Salah satu pabrik yang terdampak adalah Halewood di Merseyside, di mana para pekerja diberitahu untuk tidak masuk kerja sampai sistem kembali normal.

Gangguan ini terjadi pada periode penting bagi industri otomotif Inggris, bertepatan dengan momentum peluncuran nomor registrasi baru yang biasanya menjadi pendorong penjualan.

JLR menegaskan hingga saat ini tidak ada bukti bahwa data pelanggan dicuri atau bocor ke pihak ketiga. Namun dampaknya tetap terasa luas.

Saluran ritel, jaringan dealer, hingga aktivitas produksi kendaraan populer seperti Range Rover, Defender, dan Jaguar seri terbaru ikut tersendat.

Gangguan ini juga datang pada saat perusahaan berada dalam tekanan besar, mulai dari penurunan profit, tarif impor dari Amerika Serikat yang memberatkan, hingga keterlambatan peluncuran kendaraan listrik terbaru.

Dalam beberapa bulan terakhir, JLR juga telah melakukan restrukturisasi besar dengan memangkas sekitar 500 posisi manajerial.

Serangan siber ini memperburuk situasi sekaligus menyoroti rapuhnya ketergantungan industri otomotif pada infrastruktur digital.

Pasar merespons cepat terhadap kabar ini. Saham induk perusahaan Tata Motors di bursa India turun sekitar 0,9 persen setelah insiden diumumkan.

Analis menyebut serangan ini menjadi salah satu yang paling serius dalam industri otomotif Inggris, mengingat skala global JLR dan tingginya nilai rantai pasok yang terganggu.

Baca Juga !!!  Ngeri! Koizumi Support Dua Pembalap PT. LGA Erzhet ECS Racing Team Sekaligus

Insiden siber terhadap produsen besar bukanlah hal baru. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan lain di Inggris seperti Marks & Spencer dan Co-op juga terkena dampak serangan siber yang melumpuhkan aktivitas bisnis mereka.

Namun kasus JLR menjadi sorotan khusus karena berimplikasi langsung pada ribuan lapangan kerja dan keberlangsungan produksi kendaraan mewah di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Serangan ini juga menjadi alarm keras bagi dunia otomotif global. Dengan meningkatnya konektivitas sistem digital di jalur produksi hingga integrasi software di kendaraan, celah keamanan menjadi semakin lebar.

Perusahaan otomotif kini tak hanya dituntut untuk berinovasi dalam teknologi kendaraan listrik, software-defined vehicles, dan keberlanjutan, tetapi juga wajib memperkuat benteng pertahanan siber mereka.

Jaguar Land Rover sendiri masih menolak memberikan detail mengenai kelompok atau motif pelaku.

Namun berdasarkan pola serangan, sejumlah analis menyebut kemungkinan kuat bahwa ini adalah bagian dari gelombang ransomware internasional yang menargetkan perusahaan manufaktur besar dengan potensi tebusan bernilai jutaan dolar.

Sampai saat ini, Jaguar Land Rover tetap berkomitmen memulihkan sistem secepat mungkin dan menjaga kepercayaan pelanggan.

Meski belum ada laporan pencurian data konsumen, gangguan terhadap produksi dan rantai pasok diperkirakan akan memengaruhi angka penjualan jangka pendek, terutama di pasar Eropa dan Asia.

Situasi ini sekaligus memperlihatkan betapa rentannya industri otomotif ketika tergantung penuh pada jaringan digital yang terhubung lintas benua.

Insiden ini bisa menjadi titik balik bagi JLR untuk memperkuat strategi keamanan siber sekaligus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pabrikan otomotif dunia.

Share this: