15/08/2025

OtomotifNews.com

Media Otomotif Indonesia

Home » Jelang GP Silverstone Drama Aprilia Kian Mendidih, Marquez: “Situasinya Beda Saat Saya di Honda!”

Jelang GP Silverstone Drama Aprilia Kian Mendidih, Marquez: “Situasinya Beda Saat Saya di Honda!”

OtomotifNews.com – Putaran ketujuh MotoGP 2025 yang akan digelar di Silverstone memang seharusnya jadi panggung duel panas para pembalap terbaik dunia. Tapi entah kenapa, tensi justru lebih terasa dari kisah di luar lintasan. Jorge Martin dan Aprilia mencuri panggung utama, bukan lewat catatan waktu, tapi karena drama kontrak yang mendidih.

Jorge Martin—yang awal musim ini baru turun satu kali karena cedera—mengguncang paddock dengan niatnya mengakhiri kontrak bersama Aprilia di akhir musim. Ia mengandalkan klausul performa dari enam seri awal, walau kenyataannya ia hanya benar-benar start di satu.

Aprilia, tentu saja, tidak tinggal diam. Lewat pernyataan resmi, mereka mengklaim kontrak Martin masih sah hingga 2026 dan semua pihak diingatkan untuk tidak menggoda rider yang sedang terikat kontrak. Pesannya jelas: ini bukan waktunya main mata, Honda.

Marc Marquez, yang kini memimpin klasemen, memilih jalur diplomatis. Ia enggan berkomentar jauh sebelum ada pernyataan resmi dari Martin sendiri. Tapi, siapa yang bisa menahan diri saat topik ini begitu menarik? Marquez akhirnya buka suara juga, membandingkan situasi Martin dengan keputusannya sendiri meninggalkan Honda tahun lalu.

Ia rela memutus kontrak lebih awal, melepaskan gaji besar demi kembali kompetitif bersama Gresini Racing. Tapi, katanya, keputusannya berbeda karena dasar hubungannya dengan Honda sangat dalam—enam gelar juara dunia dan sepuluh tahun sejarah.

Marc menekankan bahwa perpisahannya dengan Honda terjalin karena rasa saling menghormati. Bahkan anggaran yang tadinya untuk gajinya bisa dialihkan Honda untuk pengembangan motor. Sementara Martin, baru beberapa bulan bergabung, sudah ingin mundur. Situasinya memang jauh berbeda, katanya.

Baca Juga !!!  Ini Dia 4 Event Besar Yang Sudah Antri Di Sirkuit Mandalika

Menariknya, Marquez juga menyentil soal perlunya dewan kontrak seperti di Formula 1. Tapi buat dia, jika tim profesional, nggak perlu drama begitu. Yang penting manajemen rapi dan komunikasi lancar. Simple tapi dalam.

Balik ke lintasan, Silverstone bisa jadi panggung balas dendam Marc setelah drama di luar lintasan. Meski belum pernah menang di sini sejak 2014, ia tetap optimis dan realistis. Musim lalu, ia tampil cemerlang di Le Mans saat hujan turun. Finish kedua cukup untuk membuatnya menjauh dari para rival, termasuk sang adik, Alex Marquez, yang kini duduk di posisi dua klasemen dengan selisih 22 poin.

Menurut Marquez, Silverstone itu tricky. Banyak tikungan panjang ke kanan—bagian yang masih jadi kelemahan sejak cedera. Tapi melihat progresnya di Qatar yang juga menuntut kemampuan serupa, ia cukup percaya diri bisa tampil solid.

Target utamanya? Bukan menang, tapi kumpulkan poin sebanyak mungkin dan tetap dekat dengan Alex serta Bagnaia yang diprediksi tampil kuat.Marc juga bicara soal tekanan. Tahun lalu bersama Gresini, semua terasa ringan. Fokusnya hanya bangun ulang rasa percaya diri.

Sekarang, ia pakai motor pabrikan Ducati, lengkap dengan warna merah khas tim resmi. Tentu saja tuntutannya naik level. Harus menang. Harus bersinar.

Tapi anehnya, tekanan itu justru memacunya untuk tampil lebih tajam. Rasanya nikmat, katanya. Setelah bertahun-tahun penuh rasa sakit dan frustrasi, bisa balapan tanpa beban seperti ini rasanya seperti hidup kembali.

Ia juga mengaku bahwa peningkatan performanya bukan sulap. Motor Ducati 2024 yang ia coba di tes Barcelona memberi rasa nyaman luar biasa.

Baca Juga !!!  Dessy Ritasari: Berawal Dari Hobi Hingga Bisnis Otomotif Lewat PAP Garage

Evolusinya terasa banget. Dan di tim resmi, segala hal terasa lebih mudah: lebih banyak teknisi, lebih banyak data, dan feedback yang lebih akurat. Tapi tetap, ia memberi kredit untuk Gresini yang menurutnya punya tim satelit dengan performa luar biasa—dan itu dibuktikan sendiri oleh Alex.

Jadi, meski drama Jorge Martin dan Aprilia masih panas, dan langit Silverstone diramal bakal basah, Marc Marquez tetap fokus. Bukan hanya untuk mempertahankan posisi puncak klasemen, tapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya masih punya taring. Tahun ini bukan soal membalas dendam. Ini soal menikmati tekanan, dan membuatnya bekerja untuk dirinya.

Penulis, Dendi Rustandi

Share this: