OtomotifNews.com – Dunia MotoGP kembali diguncang kabar panas yang datang dari paddock Aprilia. Jorge Martin, pembalap asal Spanyol yang baru saja menjadi bahan pembicaraan hangat musim lalu, kini disebut tengah berupaya memutus kontraknya lebih awal dengan pabrikan asal Noale itu. Kabar ini dilansir dari Motorsport.com pada Senin (12/5/2025), dan langsung menciptakan gelombang ketegangan di seluruh garasi tim papan atas.
Di balik senyum dingin dan tanggapan “no comment” dari pihak Aprilia, tersembunyi badai konflik yang berpotensi meledak kapan saja. Bahkan, spekulasi kuat menyebut perseteruan ini bisa sampai ke pengadilan jika tidak ada titik temu yang tercapai dalam waktu dekat.
Bukan Sekadar Drama Kontrak: Ini Soal Harga Diri dan Strategi Jangka Panjang
Semuanya bermula dari niat Martin yang ingin memanfaatkan salah satu klausul dalam kontraknya—klausul yang nyaris tak terendus saat penandatanganannya di Mugello tahun lalu. Klausul itu menyebut bahwa jika Martin tidak berada di posisi tiga besar klasemen setelah enam seri awal musim, ia bisa mengakhiri kontrak lebih cepat di akhir musim ini, meski kesepakatan awal berlangsung hingga 2026.
Sayangnya, Martin hanya tampil di satu dari enam seri tersebut, dan sisanya ia lewati karena cedera. Ini jadi celah hukum yang kini diperebutkan—Martin merasa punya hak keluar, Aprilia merasa klausul tak valid karena performanya tak bisa diukur secara adil. Bahkan, saat Martin menawarkan kompromi berupa perpanjangan enam balapan tambahan sejak ia comeback, Aprilia tetap menolak.
Citra Aprilia kini sedang tidak dalam kondisi prima. Di mata publik, mereka terlihat seperti pasangan yang dikhianati dalam hubungan yang awalnya penuh janji manis. Tapi di sisi lain, Jorge Martin juga tak luput dari kritik.
Sikapnya dianggap terburu-buru, dan loyalitasnya dipertanyakan, apalagi mengingat ia bahkan belum kembali naik motor Aprilia sejak cedera.
Jika Aprilia menerima permintaan Martin untuk penambahan enam balapan, siapa yang bisa jamin sang pembalap benar-benar akan berkomitmen penuh? Ataukah ini hanya taktik halus untuk membuka jalan keluar secara elegan?
Yang membuat cerita ini makin juicy adalah pertemuan tersembunyi di sela Grand Prix Le Mans. Kehadiran Massimo Rivola, CEO Aprilia Racing, dalam sebuah jamuan makan malam dengan direktur pelaksana HRC, Hikaru Tsukamoto. Apakah ini sinyal bahwa Honda siap menampung Martin begitu kisruh ini selesai?
Honda sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi. Tapi, dalam dunia MotoGP, diam justru sering kali lebih berisik daripada kata-kata. Yang pasti, kubu Martin dan Aprilia memang tak bicara secara publik, tapi mereka jelas sibuk membangun narasi dan strategi melalui jalur belakang.
Nama Aleix Espargaro juga kembali mencuat. Sebagai sosok senior yang sangat berpengaruh di dalam tim, Espargaro dulu dikenal sebagai ‘juru damai’ saat Martin pertama kali merapat ke Aprilia. Kini, setelah pensiun dan beralih peran, posisinya jadi misterius. Apakah ia akan membantu menjembatani konflik ini, atau justru condong ke salah satu pihak?
Jika situasi terus memanas, bukan tidak mungkin konflik ini berpindah dari paddock ke pengadilan. Padahal, para penggemar tentu ingin melihat aksi Jorge Martin di atas lintasan, bukan di meja hijau. Ironisnya, semakin banyak waktu dihabiskan untuk drama hukum, semakin kecil peluang Aprilia mendapat kontribusi nyata dari Martin musim ini.
Di balik semua itu, muncul satu pertanyaan krusial: Apa benar Jorge Martin cocok untuk Aprilia sejak awal, atau justru ini semua sudah ditakdirkan jadi kisah cinta yang kandas sebelum berkembang?
Yang jelas, cerita ini belum selesai. Dan seperti MotoGP itu sendiri, satu tikungan bisa mengubah segalanya.
Karena kecepatan bukan hanya soal mesin, tapi juga konflik, strategi, dan ego yang membakar!
Penulis, Dendi Rustandi
More News
Jorge Martín Apes Lagi, Sprint MotoGP Jepang Jadi Musim Horor Buatnya
Bagnaia Gaspol di Sprint Race MotoGP Jepang 2025, Marquez Tinggal Tunggu Malam Pesta
Pebri NJ Turun Perdana di Bracket 10 Detik Drag Bike Kejurprov Banten 2025, Bareng NJMS Racing Room