| Oleh Carla – OtomotifNews.com
Kualifikasi Grand Prix Inggris 2025 menyisakan teka-teki panas dari garasi Ferrari. Charles Leclerc, yang biasanya lugas, kali ini memicu gelombang spekulasi setelah secara eksplisit menyebut adanya anomali serius yang memengaruhi performa SF-24, namun memilih menahan rincian teknis.
“Ini bukan masalah keseimbangan, bukan cengkeraman. Tapi saya tidak bisa menjelaskan secara detail. Ada sesuatu yang sangat aneh, terutama di sektor berkecepatan tinggi,” ujar Leclerc sesaat setelah keluar dari kokpit di Q3. Kalimat pamungkasnya yang menggantung, “Saya harap ini bisa diatasi secepatnya,” justru membuka pintu bagi pertanyaan yang lebih besar.
Sumber dari Motorsport.com mengungkap bahwa masalah yang dimaksud kemungkinan besar berkaitan dengan sistem hydroguide (power steering)—komponen vital yang mengurangi beban putaran setir saat pembalap melibas tikungan cepat dengan gaya-G tinggi. Meski teknologi ini telah berevolusi sejak debutnya di F1 pada awal 1990-an, sensasi yang dikirimkan ke tangan pembalap tetap menjadi elemen tak tergantikan untuk memburu limit.
Pada Ferrari, sistem ini tampaknya kehilangan konsistensi justru ketika mobil dipacu maksimal di zona cepat seperti kompleks Maggots-Becketts di Silverstone, atau belokan-belokan ikonik Suzuka. Sensasi yang terdistorsi, bahkan dalam skala mikro, bisa mengacaukan presisi dan rasa percaya diri pembalap.
Frederic Vasseur, Team Principal Ferrari, menguatkan sinyal Leclerc sambil menjaga rahasia tim:
“Charles sudah bilang dia tak bisa ungkapkan, jadi saya juga harus patuh. Tapi ya, memang benar kami sedang berjuang dengan sesuatu,” ujarnya sambil tersenyum diplomatis.
Menariknya, Lewis Hamilton—yang sempat mengalami gejala serupa di masa lalu—menyatakan bahwa kali ini “tidak terjadi” di Mercedes miliknya. Artinya, masalah ini tampaknya spesifik di Ferrari.
Tak hanya Leclerc. Nama-nama besar lain seperti Sebastian Vettel (Aston Martin, 2021) dan Fernando Alonso juga pernah mengeluhkan ketidakharmonisan antara power steering dan gaya mengemudi mereka. Dengan tikungan berkecepatan tinggi yang menuntut presisi total, ketidaksempurnaan sekecil apapun dalam sistem kemudi bisa menjadi pembeda antara pole position dan kegagalan.
Analisis:
Masalah Ferrari bukan semata pada setup atau suhu ban, tapi pada interface sensorik antara mobil dan pembalap. Hydroguide yang tak sempurna sama saja dengan memberikan instrumen tumpul kepada ahli bedah: berisiko, tidak presisi, dan menyulitkan pengambilan keputusan dalam sepersekian detik.
Meski tidak ada kata resmi tentang waktu penyelesaian, pernyataan Vasseur bahwa “ini masalah yang bisa dipecahkan” memberi harapan bahwa Ferrari tengah menyiapkan solusi jangka pendek—setidaknya sebelum Suzuka atau sirkuit cepat berikutnya menguji mereka kembali.
Kesimpulan:
Ferrari menghadapi tantangan mekanis-hidraulik yang tidak kasat mata namun sangat mematikan dalam konteks performa maksimal. Leclerc sudah bicara, Vasseur mengonfirmasi, dan data menunjukkan: masalah ada, nyata, dan harus diatasi sebelum gelar juara makin menjauh dari Maranello.
More Stories
Pembalap dan Mekanik Cirebon Nikmati Kebersamaan di Sukageuri View Kuningan
Marc Marquez Pole Position Zarco Tempel 0,1 Detik Dibelakangnya: Ini Hasil Kualifikasi MotoGP Sachsensring 2025
D’Bilazz Autodetailing: Dari Garasi Rumahan Jadi Rumah Paint Correction & Nano Ceramic