14/08/2025

OtomotifNews.com

Media Otomotif Indonesia

Home » Tips Ampuh Merawat Ban Motor agar Tidak Cepat Gundul

Tips Ampuh Merawat Ban Motor agar Tidak Cepat Gundul

| Redaksi OtomotifNews.com


Ban motor adalah salah satu komponen yang paling cepat aus namun paling sering diabaikan perawatannya oleh pengguna.

Padahal, ban tidak hanya menentukan kenyamanan berkendara, tapi juga menyangkut aspek keselamatan langsung. Ban yang gundul meningkatkan risiko selip, kehilangan traksi, dan bahkan kecelakaan fatal.

Umur ban memang terbatas, tetapi banyak kasus ban habis sebelum waktunya hanya karena perlakuan yang salah sejak awal. Merawat ban agar tidak cepat gundul sebenarnya bukan perkara sulit, tapi membutuhkan disiplin dan pengetahuan dasar yang benar.

Langkah pertama dan paling mendasar adalah menjaga tekanan angin ban tetap sesuai standar pabrikan.

Tekanan yang terlalu rendah membuat area permukaan ban terlalu banyak bersentuhan dengan aspal, menciptakan gesekan berlebih dan mempercepat keausan.

Sebaliknya, tekanan terlalu tinggi menyebabkan tapak ban menonjol di tengah dan aus tidak merata.

Rata-rata tekanan ideal untuk ban motor harian berkisar di angka 28–32 psi tergantung jenis motor dan beban. Ban depan umumnya 28 psi, sedangkan ban belakang antara 30–32 psi.

Untuk motor sport atau yang membawa beban lebih berat, tekanan bisa sedikit dinaikkan, namun tetap harus merujuk pada buku manual kendaraan atau informasi di lengan ayun motor.

Disarankan memeriksa tekanan ban minimal seminggu sekali menggunakan air pressure gauge, bukan sekadar menekan pakai tangan yang tidak akurat.

Selanjutnya, perilaku berkendara sangat berpengaruh terhadap usia ban. Kebiasaan akselerasi mendadak, mengerem secara kasar, menikung ekstrem, atau sering melakukan stop-and-go di kemacetan bisa mempercepat pengikisan karet ban.

Baca Juga !!!  Kisah Perjalanan Balap Maelin KP Baby

Terutama jika dilakukan di jalanan kasar, penuh pasir, atau aspal yang tidak rata. Berkendara dengan gaya smooth—tarikan gas halus, pengereman bertahap, dan kecepatan stabil—dapat mengurangi friksi dan menjaga ban tetap awet.

Menyesuaikan gaya berkendara dengan kontur jalan dan kondisi cuaca juga membantu menjaga grip ban tetap optimal tanpa tekanan berlebih.

Rotasi ban secara berkala juga penting untuk motor yang memiliki ukuran ban depan dan belakang yang sama. Ini umum pada motor bebek atau matik. Rotasi bisa dilakukan setiap 5.000–8.000 km agar keausan merata.

Ban belakang umumnya lebih cepat habis karena menerima beban lebih berat dan tenaga langsung dari mesin. Dengan rotasi, beban keausan bisa didistribusikan secara seimbang.

Namun pada motor sport atau motor yang punya ukuran ban depan dan belakang berbeda, rotasi tidak disarankan. Yang lebih penting dalam kasus ini adalah memantau kondisi masing-masing ban dan mengganti sesuai umur pakai.

Pengendara juga wajib menghindari kelebihan beban. Membawa barang berlebihan atau berboncengan di luar kapasitas maksimal memperberat kerja ban, mempercepat deformasi, dan menyebabkan ban cepat aus bahkan bisa meletus.

Setiap ban memiliki indeks beban maksimum yang tercetak di dinding ban. Melebihi batas ini akan membuat struktur ban rusak dari dalam meskipun secara visual tampak baik.

Pastikan distribusi beban merata jika membawa barang dalam jumlah besar, dan gunakan ban dengan spesifikasi load index yang sesuai kebutuhan.

Faktor lain yang sering luput adalah kebersihan ban. Batu kecil, kerikil, paku, dan benda asing lain bisa menempel di alur ban dan mengganggu fleksibilitas kompon.

Baca Juga !!!  "Ngariung Bareng Polantas Menyapa": Polres Kuningan Gandeng Komunitas Otomotif Sosialisasikan Operasi 2025

Membersihkan sela-sela alur ban secara rutin menjaga ban tetap lentur dan mencegah kerusakan mikro yang bisa berkembang menjadi luka serius.

Jika ditemukan benda tajam tertanam, segera cabut dan periksa apakah menyebabkan bocor halus atau tidak. Selain itu, jangan biarkan ban terlalu lama terkena oli, solar, atau cairan kimia karena bisa merusak struktur karet dan membuat ban getas.

Hindari parkir di tempat yang tergenang atau terlalu panas dalam jangka panjang karena dapat mempengaruhi tekanan dan kualitas ban.

Pemilihan ban juga mempengaruhi daya tahan. Ban dengan kompon lunak memang memberikan grip lebih tinggi, tapi cenderung lebih cepat habis, cocok untuk motor performa tinggi. Sebaliknya, ban dengan kompon keras lebih awet, tapi daya cengkeramnya lebih rendah di jalan basah.

Untuk motor harian, disarankan memilih ban dengan kombinasi kompon medium dan pola tapak yang sesuai kondisi jalan dominan yang dilalui—misalnya ban semi-slick untuk kota, atau ban dual-purpose untuk medan campuran.

Pastikan juga umur ban tidak melebihi empat tahun sejak tanggal produksi meski belum habis secara fisik. Karet ban yang sudah tua akan keras, kehilangan elastisitas, dan berisiko pecah.

Terakhir, periksa keseimbangan roda atau wheel alignment. Ban yang tidak seimbang atau velg yang penyok menyebabkan ban aus sebelah. Hal ini sering terjadi setelah motor menghajar lubang besar dengan kecepatan tinggi.

Jika ditemukan keausan tidak merata—misal hanya bagian samping dalam atau luar yang gundul—segera periksa keseimbangan roda di bengkel yang punya alat balancing.

Ban yang tidak seimbang juga menimbulkan getaran saat kecepatan tinggi dan mempercepat kelelahan komponen suspensi.

Secara umum, umur pakai ban motor berkisar antara 10.000 hingga 20.000 km tergantung merek, gaya berkendara, tekanan angin, dan kondisi jalan.

Baca Juga !!!  Bukti Mercedes-Benz Sukses Asapi RedBull dan McLaren: George Russell Menang di F1 Canada 2025

Namun jika ban mulai menunjukkan tanda-tanda seperti permukaan halus, tapak tidak terlihat, retak-retak pada dinding, atau terasa keras, itu pertanda ban harus segera diganti meski jarak tempuh belum tercapai.

Menggunakan ban gundul tidak hanya merugikan secara finansial karena risiko bocor dan kecelakaan, tapi juga membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Merawat ban motor bukan hal rumit. Semua pengendara bisa melakukannya jika ada kesadaran dan konsistensi.

Dengan tekanan yang tepat, beban terkontrol, gaya berkendara halus, dan pemeriksaan berkala, ban akan lebih awet, kendaraan lebih nyaman, dan keselamatan lebih terjamin.

Ban bukan sekadar karet bundar, tapi fondasi setiap perjalanan. Jangan tunggu licin baru panik.

Share this: