Otomotifnews.com – Di media sosial tengah viral berita mengenai pengakuan seseorang yang menuduh bengkel sepeda motor Honda (Astra Honda Authorized Service Station) melakukan manipulasi penggantian sparepart kendaraan konsumen. Seperti apa tanggapan PT Astra Honda Motor (AHM)?
Seperti terlihat dalam postingan Instagram @romansasopirtruck, mencantumkan tangkapan layar mengenai komentar seseorang yang mengaku pernah melakukan PKL (Pelatihan Kerja Lapangan) di bengkel AHASS.
Akun media sosial bernama Adabedoy itu mengatakan bahwa setiap ada konsumen yang servis atau ganti oli kendaraan, para mekanik tidak menuangkan semua oli dari botolnya. Dikatakan Adabedoy, sisa-sisa oli itu dikumpulkan di sebuah wadah tiap kali tutup bengkel. Oli-oli sisa itu kemudian mereka jual lagi.
Tak hanya itu, Adabedoy juga membuat pengakuan jika para mekanik AHASS akan meminta konsumen untuk mengganti sparepart yang belum waktunya untuk ganti. Alasannya untuk memenuhi target penjualan bulanan toko.
detikOto coba menelusuri akun Adabedoy, baik di media sosial Facebook maupun Instagram, untuk meminta penjelasan. Namun hingga tulisan ini terbit, akun media sosial tersebut belum ditemui.
Di sisi lain, PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai pihak yang dituduh telah memberikan pernyataan resmi kepada detikOto. Pernyataan General Manager of Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM), Ahmad Muhibbudin, bisa Anda lihat di halaman berikutnya.
Menjawab tuduhan tersebut, General Manager of Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM), Ahmad Muhibbudin, mengatakan jika penggantian komponen tidak bisa dilakukan sendiri oleh teknisi tanpa persetujuan konsumen. Penggantian sparepart ditawarkan dulu, misalnya berdasar paket servis, sesuai odometer, atau keluhan konsumen dan hasil cek fisik.
“Dan pengerjaan harus persetujuan konsumen karena ada Form Work Order-nya juga. Jadi harus berdasarkan kesepakatan dengan konsumen, termasuk estimasi biayanya,” bilang pria yang akrab disapa Muhib.
Lanjut Muhib menjelaskan, jika ada penggantian komponen atau pembelian part/pelumas, maka sisa pelumas dan parts yang sudah tidak terpakai bakal diserahkan. Ada yang membawanya pulang, ada yang meninggalkan di bengkel.
“Setiap AHASS memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ditujukan untuk memberikan kepuasan layanan sebaik mungkin ke konsumen untuk orientasi bisnis jangka panjangnya. Kalau ada layanan yang merugikan konsumen, akan potensial merugikan bisnisnya ke depan. Ini pasti dihindari oleh setiap pelaku bisnis. Demikian juga AHASS. Bila ada konsumen yang merasa dirugikan dengan layanan oknum di bengkel, mereka bisa menyampaikan keberatan. Selain ada garansi service 7 hari, mereka juga bisa menyampaikan ke contact center AHM jika menemukan hal yang merugikan,” sambungnya.
“Sampaikan saja di mana AHASS-nya, kejadiannya kapan, teknisinya siapa, kejadiannya seperti apa. Informasi dan fakta yang benar perlu disampaikan. Bukan sekedar rumor. Ini tidak hanya penting buat kami untuk melakukan improvement tapi juga untuk kebaikan dan kepuasan konsumen yang datang ke AHASS,” lanjut Muhib.
“Layanan purna jual setiap APM itu orientasinya jangka panjang. Kepuasan konsumen yang paling diutamakan. Karenanya ada standarisasi layanan, mulai teknisi yang berpengalaman dan tersertifikasi, orisinalitas suku cadang, standar penanganan dan pelayanannya diperhatikan untuk kepuasan konsumen. Bahkan Bagi konsumen yang tidak dapat membawa sepeda motornya ke bengkel AHASS, kami juga memiliki layanan servis kunjung dan pick up servis untuk membantu menangani kondisi sepeda motor,” tutup Muhib.
2 thoughts on “Bengkel AHASS Curangi Pelanggan? Ini Tepis AHM”